Halaman

Selasa, 18 November 2014

ontologi dalam filsafat jawa

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang MasalahA. L
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata phelein dan sophia. Phelein berarti cinta dan sophia berarti kebijaksanaan. Filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Cinta mengandung arti hasrat besar yang berkobar-kobar atau sungguh-sungguh. Kebijaksanaan mengandung arti nilai kebenaran tertinggi. Dengan demikian filsafat berarti hasrat atau keinginan yang sungguh-sungguh untuk memperoleh hakikat kebenaran sejati.
Dari pengertian tersebut, filsafat secara umum dapat diberi pengertian sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Dalam hal ini filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan tentang hakikat. Ilmu pengetahuan tentang hakikat menanyakan apa hakikat, sari, inti, esensi segala sesuatu. Dengan cara itu jawaban yang akan diberikan berupa kebenaran yang hakiki sesuai dengan arti filsafat menurut asal kata atau etimologi.
atar Belakang
Filsafat membahas segala sesuatu yang ada bahkan yang mungkin ada baik bersifat abstrak ataupun riil meliputi Tuhan,manusia dan alam semesta.Sehingga untuk faham betul semua masalah filsafat sangatlah sulit tanpa adanya pemetaan-pemetaan dan mungkin kita hanya bisa menguasai sebagian dari luasnya ruang lingkup filsafat.
Sistematika filsafat secara garis besar ada tiga pembahasan pokok atau bagian yaitu;epistemologi atau teori pengetahuan yang membahas bagaimana kita memperoleh pengetahuan,ontologi atau teori hakikat yang membahas tentang hakikat segala sesuatu yang melahirkan pengetahuan dan aksiologi atau teori nilai yang membahas tentang guna pengetahuan.Mempelajari ketiga cabang tersebut sangatlah penting dalam memahami filsafat yang begitu luas ruang lingkup dan pembahansannya.
Ketiga teori di atas sebenarnya sama-sama membahas tentang hakikat,hanya saja berangkat dari hal yang berbeda dan tujuan yang beda pula.Epistemologi sebagai teori pengetahuan membahas tentang bagaimana mendapat pengetahuan,bagaimana kita bisa tahu dan dapat membedakan dengan yang lain.Ontologi membahas tentang apa objek yang kita kaji,bagaimana wujudnya yang hakiki dan hubungannya dengan daya pikir.Sedangkan aksiologi sebagai teori nilai membahas tentang pengetahuan kita akan pengetahuan.kasi
,tujuan dan perkembangannya.
B.    Rumusan Masalah
Dari penjabaran latar belakang diatas, dapat ditemukan beberapa permasalahan, diantaranya adalah:
1.     Apakah yang dimaksud dengan Ontologi dalam filsafat  dan kajian formalnya?
2.     Apa sajakah aliran yang terdapat dalam Ontologi?
3.     Apas ajakah Manfaat ontologi?
4.     Bagaimana kajian material Ontologi?

C.    Tujuan
·       Untuk menambah ilmu pengetahuan tentang filsafat jawa dalam kajian formal maupun material.
·       Untuk menambah wawasan tentang filsafat jawa, khususnya dalam kajian ontologi.
·       Untuk menambah informasi mengenai Filsafat jawa.







BAB II
PEMBAHASAN
A.    Ontologi dalam kajian formal
Arti Istilah dan Rumusan Filsafat
Istilah filsafat bisa dilacak etimologinya dari istilah Arab falsafah, atau bahasa Inggris Philosophy yang berasal dari bahasa Yunani, Philosophia yang terbentuk dari dua akar kata : philen (mencintai) dan sophos (bijaksana), atau juga philos (teman) dan Sophia (kebijaksanaan). Jadi filsafat adlah cinta akan kebijaksanaan. Secara terminologis, penulis menggunakan definisi filsafat sebagai berikut  Filsafat adalah kegiatan / hasil pemikiran / perenungan yang menyelidiki sekaligus mendasari segala sesuatu yang berfokus pada makna di balik kenyataan/ teori yang ada untuk disusun dalam sebuah system pengetahuan rasional.
Filsafat adalah Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata phelein dan sophia. Phelein berarti cinta dan sophia berarti kebijaksanaan. Filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Dengan demikian filsafat berarti hasrat atau keinginan yang sungguh-sungguh untuk memperoleh hakikat kebenaran sejati. Dari pengertian tersebut, filsafat secara umum dapat diberi pengertian sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran.
Sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek materialnya. Objek formal dalam hal ini adalah pendekatannya terhadap filsafat, khususnya Ontologi.
Pengertian ontologi
Bahasa Yunani yaitu On adalah being dan logos / logic. “the theory of being (teori tentang keberadaan sebagai keberadaan). Menurut istilah ontologi merupakan ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada yang merupakan ultimate, baik yang berbentuk jasmani/konkret, maupun rohani/ abstrak. Dapat disimpulkan Ontologi adalah salah satu bagian penting dalam filsafat yang membahas atau mempermasalahkan hakikat-hakikat semua yang ada baik abstrak maupun riil.
B.    Aliran yang terdapat dalam Ontologi
1.     Aliran Monoisme
Aliran ini berpendapat bahwa yang ada itu hanya satu, tidak mungkin dua. Aliran ini dibagi lagi menjadi 2 yaitu
a). Materialisme
aliran ini menganggap bahwa sumber asal itu adalah materi bukan rohani.
b). Idealisme
     Idealisme diambil dari kata “idea” yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini menganggap bahwa dibalik realitas fisik perlu ada sesuatu yang tidak tampak. Bagi aliran ini, sejatinya sesuatu justru terletak dibalik yang fisik.
2.     Aliran Dualisme
Aliran ini berpendapat benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya yaitu hakikat  materi dan hakikat rohani.
3.     Aliran Pluralisme
Aliran ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Tokohnya: Anaxagoras dan Empedocles.
4.     Aliran Nihilisme
Nihilisme berasal dari bahasa latin yaitu nothing atau tidak.
5.     Aliran Agnositisme
Paham yang mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda. Baik hakikat materi maupun rohani.
C.    Manfaat Ontologi
1.     Membantu mengembangkan dan mengkritisi berbagai bangunan sistem pemikiran yang ada.
2.     Membantu memecahkan masalah pola relasi anatar berbagai eksistensi.
D.    Kajian Material Ontologi
Ontologi jawa
Masyarakat jawa berpandangan bahwa segala makhluk yang berwujud terdiri dari 2 hal :
1.     Hakikat materi atau jasmani yang sifatnya “dhohir” (lahir).
2.     Hakikat rohmani yang bersifat batin.
Filsafat jawa menganut aliran dualisme
Jasmani terdiri dari 4 unsur : air, api, udara dan tanah
Rohani berasal dari dhat yang ghaib, yaitu yang di dikodrati kemudian berimanensi menjadi banyak yang menempati khijab atau tirai yang bersifat dhohir atau lahir.
Filsafat jawa yang berkaitan dengan kenyataan” realita, eksistensi” keberadaan, dan perubahan metamorfosa, dari hakikat tersebut dirumuskan dalam ungkapan “sangkang paran”, yang kemudian disebut “ ngelmu sangkan paran”, atau “ ngelmu sangkan paraning dumadi” yang merupakan konsep dasar dari filsafat jawa. Ungkapan ini menjadi inti persoalan dari bidang pembahasan filsafat jawa.
Sangkan berarti asal mula kajadian. Paran berarti kemana arah perjalanannya. Dumadi berarti makhluk atau yang dijadikan/ yang diciptakan.
Maksud ungkapan tersebut menjelaskan bagaimana asal mula kejadian makhluk itu, dan kemana arah tujuannya. Yang dhohir atau jasmani akan terurai menjadi anasir dan kembali berkumpul dengan anasir-anasir yang sejenis, sedangkan yang rohani akan kembali pada Dzat yang satu seabagai hakikat intinya.

Dalam Wirid Hidayat Jati (R. NG. Ronggowarsito), Menguraikan bahwa roh (rohani) itu terdiri dari tujuh lapis yang ada pada diri manusia, sedangkan pada makhluk yang lain hanya memiliki sebagian saja tergantung jenis makhluknya.
Rincian tujuh lapis itu terdiri dari :
1.     Roh jasmani yaitu roh yang menghidupi jazad, sebagai nyawa yang menghidupi hewan(manusia itu mempunyai sifat-sifat hewani).
2.     Roh Nabati yaitu roh yang memberi kemampuan tumbuh. Roh ini yang dimiliki oleh tumbuhan, tetapi juga ada pada manusia.
3.     Roh Napsani yaitu roh yang menghidupi hawa napsu.
4.     4. Roh Rohani yaitu roh yang menghidupi “warana”nya suksma, (warana=tirai).
5.     5. Roh Rahmani yaitu roh yang menghidupi sifat murah, juga disebut roh rabani, artinya rohnya Tuhan.
6.     Roh Nurani yaitu rohnya cahaya, yang menghidupi cahaya Tuhan.
7.     Roh Idhlafi yaitu roh yang suci.
Tiga tataran ajaran dalam Wirid Hidayat Jati,
        Tuhan Berimanensi Manusia
 urut-urutan penciptaan manusia mulai dari masih dalam keadaan kosong samapai menjadi seorang insan
        Menerapkan ilmu makrifat
Pujaan dan mantra-mantra yang menyangkut pengakuan tobat dan penyesalan karena selama hidup banyak dosa.
        Manunggaling kawula Gusti, semua yang hidup akan kembali ke asalnya.

Tuhan bersemayam pada tubuh manusia menempati 3 singgasana yaitu :
a.      Baital Makmur tempatnya di kepala
b.     Baital Muharam tempatnya di dada,
c.      Baital mukadas
“sawise mangkono, kang amejang maca donga istighfar karo donga kabula, sajroning batin anuwun pangapura marang Kang Amurba Amisesa ing ngaurip, supaya aja nganti oleh wewalak anggone amedharake rahsaning Dzat iku.”




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serat Wulangreh Pupuh Gambuh

 Serat Wulangreh Pupuh Gambuh Piwulang ing Serat Wulangreh lan ngapresiasi Serat Wulangreh.             Piwulang ing Serat Wulangreh iku man...