MAKALAH
MANAJEMEN
SISWA DALAM SEKOLAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu : Tina Rahmawati, M.Pd.
Disusun
Oleh :
1.
Eni
Kurniawati (11205244038)
2.
Arifatul
Anisa (11205244042)
3.
Taufik
Ardyatama (11205244052)
4.
Ilman
Maulana S. (11205244055)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JAWA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Manajemen Pendidikan
yang berjudul “Manajemen Siswa dalam Sekolah“.
Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan makalah ini tidak semata-mata
hasil kerja penulis sendiri, tetapi berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
- Tina Rahmawati, M. Pd., selaku pengampu Mata Kuliah Manajemen Pendidikan
- Kedua orang tua penulis yang telah memberikan dorangan selama pembuatan makalah ini.
- Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik material maupun spiritual.
Semoga
segala amal baik dari pihak yang telah membantu penulis dapat diterima oleh
Alloh S.W.T,
dan harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan bagi penulis pada khususnya
Dan
penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,
walaupun penulis telah berusaha semaksimal mungkin, namun masih banyak
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu kritik dan saran akan selalu penulis
terima dengan senang hati demi perbaikan dan kesempatan dalam penyusunan
makalah dimasa yang akan datang.
Yogyakarta, Maret 2013
Penulis,
Daftar Isi
Halaman Judul
............................................................................................................... 1
Kata Pengantar .............................................................................................................. 2
Daftar Isi
........................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 4
A.
Latar
Belakang
.............................................................................................. 4
B.
Rumusan
Masalah ......................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
................................................................................... 5
A.
Pengertian
Manajemen Siswa
....................................................................... 5
B.
Pengelolaan
Kesiapan Siswa dalam Lingkungan Sekolah ............................ 5
C.
Pembinaan
Peserta Didik .............................................................................. 7
D.
Pengorganisasian
Peserta Didik .................................................................... 8
E.
Pengendalian
Peserta Didik .......................................................................... 8
F.
Penentuan
hasil proses pembelajaran ............................................................ 9
BAB II PENUTUP
............................................................................................. 11
A.
Kesimpulan
.................................................................................................. 11
B.
Saran
............................................................................................................ 11
BAB I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Menurut
Suharsimi Arikunto (1986:12) siswa merupakan siapa saja yang terdaftar sebagai
objek didik di suatu lembaga pendidikan. Menurut UU Sisdiknas bahwa siswa
adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dirinya melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Jadi dapat diartikan bahwa peserta didik adalah seseorang yang
terdaftar dalam suatu jalur, jenjang, dan jenis lembaga pendidikan tertentu,
yang selalu ingin mengembangkan potensi dirinya baik pada aspek akademik maupun
non-akademik melalui proses pembelajaran yang diselenggarakan.
Manajemen
peserta didik bertujuan mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar
kegiatan pembelajaran di sekolah lancar, tertib dan teratur. Ada tiga tugas
utama dalam bidang manajemen peserta didik untuk mencapai tujuan yang ingin
dicapai yaitu penerimaan peserta didik, kegiatan kemajuan belajar, serta bimbningan
dan pembinaan disiplin.
Karena
keanekaragaman potensi yang dimiliki oleh peserta didik, maka diperlukan
strategi tertentu dalam mencapai tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan
pendidikan tersebut, diperlukan disiplin ilmu manajemen peserta didik, baik
yang berlingkup luas maupun sempit. Namun, dalam makalah ini akan dipaparkan
kegiatan manajemen peserta didik yang berlingkup sempit, yaitu pada tingkat
sekolah. Kegiatan manajemen tersebut diantaranya perencanaan terhadap peserta
didik, pembinaan peserta didik, pengorganisasian peserta didik, pengendalian
pesertra didik, dan evaluasi.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
yang dimaksud manajemen siswa?
2.
Bagaimana
mengelola kesiapan siswa dalam
lingkungan sekolah?
3.
Bagaimana
mengorganisasikan peserta didik yang memiliki potensi beraneka ragam?
4.
Bagaimana
mengendalikan peserta didik agar dapat menyelesaikan pendidikan tepat pada
waktunya?
5.
Bagaimana
menentukan hasil dari proses pemlajaran
BAB II
Pembahasan
A.
Pengertian Manajemen Siswa
Menurut
Drs. Winarno, manajemen yaitu tindakan yang dimulai dari penyusunan data,
merencanakan, mengorganisasikan, dan melaksanakan sampai dengan pengawasan dan
penilaian. Sedangkan siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan (Dwi siswoyo, dkk,
2007:87).
Manajemen
siswa adalah layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan
pelayanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran,
dan layanan individual. Sedangkan pengertian lain manajemen siswa adalah
kegiatan pencatatan siswa mulai dari proses penerimaan hingga siswa tersebut
lulus dari sekolah disebabkan karena tamat atau sebab lain (Arikunto, dkk,
2008:57).
B.
Pengelolaan Kesiapan Siswa dalam Lingkungan Sekolah
Dalam
pengelolaan kesiapan siswa, perlu perencanaan yang matang diantaranya yang
menyangkut perencanaan penerimaan siswa baru, kelulusan, jumlah putus sekolah
dan kepindahan. Perencanaan peserta didik langsung berhubungan dengan kegiatan
penerimaan serta proses pencatatan atau dokumentasi data pribadi siswa yang
dibutuhkan. Dalam hal tersebut perencanaan meliputi kegiatan:
1.
Analisis
kebutuhan peserta didik
Yaitu penetapan siswa yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan yang
meliputi:
a.
Perencanaan
jumlah peserta didik yang akan diterima dengan mempertimbangkan daya tampung
kelas/jumlah kelas yang tersedia, serta mempertimbangkan rasio murid dan guru.
Perbandingan rasio murid dan guru adalah 1:30.
b.
Penyusunan
program kegiatan kesiswaan seperti visi dan misi sekolah, sarana dan prasarana
yang ada, minat dan bakat siswa, anggaran yang tersedia, dan tenaga
kependidikan yang tersedia.
2.
Rekruitmen
peserta didik
Yaitu proses pencarian,
menentukan peserta didik yang nantinya akan menjadi peserta didik di lembaga
sekolah yang bersangkutan. Langkah-langkah dalam kegiatan ini seperti:
a.
Membentuk
panitia penerimaan peserta didik baru.
b.
Pembuatan
dan pemasangan pengumuman penerimaan peserta didik bari yang dilakukan secara
terbuka. Isi pengumuman meliputi gambaran singkat lembaga, persyaratan
pendaftaran siswa baru, cara pendaftaran, waktu pendaftaran, biaya pendaftaran,
waktu dan tempat seleksi, dan pengumuman hasil seleksi.
3.
Seleksi
peserta didik
Yaitu kegiatan pemilihan calon peserta didik untuk menentukan diterima atau
tidaknya calon peserta didik menjadi peserta didik di lembaga pendidikan
berdasarkan ketentuan yang berlaku. Cara-cara seleksi meliputi:
a.
Melalui
tes atau ujian, yaitu tes psikotes, tes jasmani, tes kesehatan, tes
akademik atau tes keterampilan.
b.
Melalui
penelusuran bakat kemampuan, biasanya berdasarkan pada prestasi
yang diraih oleh calon peserta didik dalam bidang olahraga
atau kesenian.
c.
Berdasarkan
nilai STTB atau nilai UAN.
4.
Orientasi
Merupakan
kegiatan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan tempat peserta
didik menempuh pendidikan. Tujuan orientasi adalah agar siswa mengerti dan
mentaati peraturan yang berlaku di sekolah, peserta didik dapat aktif dalam
kegiatan yang diselenggarakan sekolah, dan siap menghadapi lingkungan baru
secara fisik, mental, dan emosional.
5.
Penempatan
peserta didik (pembagian kelas)
Yaitu
pengelompokan peserta didik yang dilakukan dengan sistem kelas, pengelompokan
peserta didik bisa dilakukan berdasarkan kesamaan yang ada pada peserta didik
yaitu jenis kelamin dan umur. Selain itu, pengelompokan juga berdasarkan
perbedaan yang ada pada individu peserta didik seperti minat, bakat, dan
kemampuan.
6.
Pencatatan
dan pelaporan
Tujuan pencatatan tentang kondisi
peserta didik dilakukan agar lembaga mampu melakukan bimbingan yang optimal
pada peserta didik. Sedangkan pelaporan dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab
lembaga dalam perkembangan peserta didik di sebuah lembaga. Pencatatan untuk
mendukung data mengenai siswa adalah:
a.
Buku
induk siswa, berisi catatan tentang peserta didik yang masuk di sekolah tersebut,
pencatatan disertai NIS (Nomor Induk Siswa).
b.
Buku
klapper, pencatatannya diambil dari buku induk dan penulisannya diurutkan
berdasarkan abjad.
c.
Daftar
presensi, digunakan untuk memeriksa kehadiran peserta didik pada kegiatan
sekolah.
d.
Daftar
catatan pribadi peserta didik, berisi data setiap peserta didik beserta iwayat
keluarga, pendidikan, dan data psikologis.
C.
Pembinaan Peserta Didik
Langkah
kedua dalam manajemen peserta didik adalah dengan cara pembinaan terhadap
peserta didik yang meliputi layanan-layanan khusus yang menunjang manajemen
peserta didik. Layanan-layanan yang dibutuhkan peserta didik di sekolah
meliputi :
1.
Layanan
Bimbingan dan Konseling
Layanan BK merupakan proses pemberian bantuan terhadap siswa agar
perkembangannya optimal sehingga anak didik bisa mengarahkan drirnya dalam
bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah,
keluarga dan masyarakat.
Fungsi
bimbingan disini adalah membantu peserta didik dalam memilih jenis sekolah
lanjutnya, memilih program, lapangan pekerjaan sesuai bakat, minat, dan
kemampuan. Selain itu bimbingan dan konseling juga membantu guru dalam
menyesuaikan program pengajaran yang disesuaikan dengan bakat minat siswa,
serta membantu siswa dalam menyesuaikan diri dengan bakat dan minat siswa untuk
mencapai perkembangan yang optimal.
2.
Layanan
Perpustakaan
Diperlukan
untuk memberikan layanan dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah,
melayani informasi yang dibutuhkan serta memberikan layanan rekreatif melalui
koleksi bahan pustaka. Keberadaan perpustakaan sangatlah penting karena
perpustakaan juag dipandang sebagai kunci dalam pembelajaran siswa di sekolah.
Bagi siswa perpustakaan bisa menjadi penyedia bahan pustaka yang memperkaya dan
memperluas cakrawala pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, membantu siswa
dalam mengadakan penelitian, memperdalam pengetahuannya berkaitan dengan subjek
yang diminati, serta meningkatkan minat baca siswa dengan adanya bimbingan
membaca, dan sebagainya.
3.
Layanan
Transportasi
Sarana
transport bagi peserta didik sebagai penunjang untuk kelancaran proses belajar
mengajar, biasanya layanan transport diperlukan bagi peserta didik di tingkat
prasekolah dan pendidikan dasar. Penyelenggara transportasi sebaiknya
dilaksanakan oleh sekolah yang bersangkutan atau pihak swasta.
4.
Layanan
Kesehatan
Layanan
kesehatan di sekolah biasanaya dibentuk dalam sebuah wadah yang bernama Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS). Sasaran utama UKS untik meningkatkan atau membina
kesehatan siswa dan lingkungan hidupnya. Program UKS adalah: (1) mencapai
lingkungan hidup yang sehat; (2) pendidikan kesehatan; (3) pemeliharaan
kesehatan di sekolah.
5.
Layanan
Kantin
Kantin
diperlukan di tiap sekolah agar kebutuhan anak terhadap makanan yang bersih,
bergizi dan higienis bagi anak sehingga kesehatan anak terjamin selama di
sekolah. Guru bisa mengontrol dan berkonsultasi dengan pengelola kantin dalam
menyediakan makanan yang sehat dan bergizi. Peranan lain dengan adanya kantin
di dalam sekolah anak didik tidak berkeliaran mencari makanan dan tidak harus
keluar dari lingkungan sekolah.
6.
Layanan
Asrama
Bagi
siswa layanan asrama sangat berguna untuk mereka yang jauh dari keluarga
sehingga membutuhkan tempat tinggal yang nyaman untuk mereka beristirahat.
Biasanya yang mengadakan layanan asrama di tingkat sekolah menengah dan
perguruan tinggi.
D.
Pengorganisasian Peserta Didik
Pengorganisasian Peserta Didik biasanya berbasis kelompok umur dan kelas.
Pada masa lalu, pengorganisasian peserta didik masih bersifat diskriminatif,
maksudnya masih terdapat kelas atau bidang keahlian yang hanya bisa dan boleh
diikuti oleh laki-laki saja atau perempuan saja. Semakin tinggi jenjang pendidikan
yang ditempuh, maka pengorganisasian peserta didik semakin beragam.
Namun pada pendidikan di luar sekolah atau non-formal,
peserta didik diorganisasikan kedalam kelompok kelas, tidak ada klasifikasi
umur. Kelompok kelas yang dimaksud pada program tertentu juga mengikuti
pengorganisasian keahlian.
E.
Pengendalian Peserta Didik
Pengendalian dalam manajemen peserta didik bertujuan agar setiap peserta
didik dapat menyelesaikan pendidikannya dengan baik dan mendapatkan perlakuan
yang adil selama mengikuti pendidikan. Pengendalian peserta didik mencakup
upaya-upaya manajemen berikut:
1.
Ketatausahaan
yang didokumentasikan dalam bentuk data dasar peseerta didik (catatan dalam
buku induk), catatan pelengkap (buku klapper), dan tata tertib selama mengikuti
pendidikan.
2.
Bimbingan
dan konseling, yang meliputi bimbingan pribadi, bimbingan belajar, dan
bimbingan karir.
3.
Penilaian
hasil belajar yang meliputi penilaian harian, penilaian blok, penilaian
portofolio, penilaian tengah semester, penilaian akhir semester, UAS, dan UAN.
Menurut ilmu manajemen, pengendalian pertama disebut
sebagai pengendalian pendahuluan (preliminary/feedforward
control), pengendalian kedua disebut pengendalian bersamaan (concurrent control), dan pengendalian
ketiga disebut pengendalian umpan balik (feedback
control) (Gibson, Donelly & Ivancevich, 1995).
F.
Penentuan hasil proses pembelajaran
Hasil
proses suatu pembelajaran, salah satunya ditentukan dengan evaluasi. Menurut
Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu. Penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat
kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah
dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan dari
evaluasi peserta didik adalah:
1.
Mengumpulkan
data-data yang membuktikan taraf kemajuan peserta didik dalam mencapai tujuan yang
diharapkan.
2.
Memungkinkan
pendidik atau guru menilai aktifitas atau pengalaman yang didapat.
3.
Menilai
metode mengajar yang digunakan.
4.
Merangsang
kegiatan peserta didik.
5.
Menemukan
sebab-sebab kemajuan atau kegagalan belajar peserta didik.
6.
Memberikan
bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan, dan bakat siswa yang
bersangkutan.
7.
Untuk
memperbaiki mutu pembelajaran atau cara belajar dan metode mengajar.
Salah satu wujud dari evaluasi
melalui penilaian. Namun tidak semua
penilaian didasarkan atas angka. Adapun beberapa fungsi penilaian itu sendiri
diantaranya:
1.
Fungsi
selektif, diantaranya bertujuan untuk memilih peserta didik yang dapat diterima
di sekolah tertentu, memilih peserta didik yang dapat diterima di sekolah
tertentu, dapat naik kelas atu tingkat berikutnya, penerima beasiswa maupun
kelulusan.
2.
Fungsi
diagnostik, fungsi ini digunkan untuk mengetahui kelemahan peserta didik,
sehingga lebih mudah untuk mencari cara mengatasinya.
3.
Fungsi
penempatan, digunakan untuk melayani perbedaan kemempuan peserta didik dalam
pengajaran secara berkelompok.
4.
Fungsi
pengukur keberhasilan program, digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu
program berhasil diterapkan.
Dalam suatu evaluasi, ada dua
macam alat yang digunakan, yaitu tes dan non tes. Dalam penggunaan alat
evaluasi yang berupa tes, hendaknya guru membiasakan diri tidak hanya
menggunakan tes objektif, tetapi diimbangi tes uraian. Tes adalah penilaian
yang komprehensif terhadap seorang individu atau keseluruhan usaha evaluasi
program. Tes sendiri mempunyai fungsi ganda, yaitu selain untuk mengukur
keberhasilan peserta didik, juga untuk mengukur keberhasilan program
pengajaran. Ditinjau dari segi kegunannya, ada 3 jenis tes, yaitu:
1.
Tes
diagnostik, adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan
peserta didik, sehingga berdasarkan kelemahan tersebut dapat dilakukan
pemberian perlakuan yang tepat. Kedudukan diagnosis adalah dalam menemukan
letak kesulitan belajar peserta didik dan menentukan kemungkinan cara
mengatasinya dengan memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan
belajar.
2.
Tes
formatif, tes ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah
terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu. Jenis penilaian ini
berfungsi untuk memperbaiki proses belajar mengajar.
3.
Tes
sumatif, tes ini dilaksanakan setelah berakhir pemberian sekelompok program
atau pokok bahasan. Jenis penilaian ini berfungsi untuk menentukan angka
kemajuan hasil belajar peserta didik.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Peserta
didik adalah seseorang yang terdaftar dalam suatu jalur, jenjang, dan jenis
lembaga pendidikan tertentu, yang selalu ingin mengembangkan potensi dirinya
baik pada aspek akademik maupun non akademik melalui proses pembelajaran yang
diselenggarakan.
2.
Manajemen
siswa adalah layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan
pelayanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran,
dan layanan individual.
3.
Karena
keanekaragaman potensi yang dimiliki oleh peserta didik dan beberapa hal yang
terkait dengan kesiapan siswa dalam lingkungan sekolah, pengendalian peserta
didik agar selesai tepat waktu, serta penentuan proses hasil belajar, maka
diperlukan strategi tertentu dalam mencapai tujuan pendidikan. Untuk mencapai
tujuan pendidikan tersebut, diperlukan disiplin ilmu manajemen peserta didik,
baik yang berlingkup luas maupun sempit. Dan manajemen peserta didik salah satu
unsur yang bertujuan mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar
kegiatan pembelajaran di sekolah lancar, tertib dan teratur.
B.
Saran
Manajemen
siswa adalah layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan
pelayanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran,
dan layanan individual. Sedangkan dalam pelaksanaan manajemen siswa di dalam
sekolah, sebaiknya diperlukan perencanaan terlebih dahulu dari pihak sekolah
dimulai dari penyusunan data, merencanakan, mengorganisasikan, dan melaksanakan
sampai dengan pengawasan dan penilaian.
Dalam
pengelolaan kesiapan siswa, perlu perencanaan yang matang diantaranya yang
menyangkut perencanaan penerimaan siswa baru, kelulusan, jumlah putus sekolah
dan kepindahan. Dan beberapa hal yang menyangkut dengan pembinaan,
pengorganisasian serta pengendalian siswa. Serta untuk menghasilkan siswa didik
yang berkompeten, diperlukan pendidik atau pengajar yang berkompeten pula.
Pendidik yang mampu me-manage siswa
dan peka terhadap kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi
pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan dengan cara mengevaluasi dan penilaian
Daftar Pustaka
A.
L
Hartani. 2011. Manajemen Pendidikan.
Yogyakarta: LaksBang PRESSindo
E. Mulyasa. 2002. Manajemen
Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya
M. Amirin, Sutiman, dkk. 2011. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press